Sabtu, 10 Maret 2012

Ada Air Mata di HKPSI

Mungkin cerita ini sudah terjadi satu bulan yang lalu, tepatnya pertengahan Maret silam. Hanya saja, baru sekarang aku punya sedikit waktu untuk menuangkannya dalam tulisan kecil ini. Ini adalah hal yang aku rasakan dan mungkin juga dirasakan oleh teman-teman dan saudara-saudara yang lain saat Musyawarah Nasional HKPSI ke-2 kemarin.

Masih teringat jelas, satu tahun yang lalu, kita menjadi saksi dan pelaku berdirinya sebuah Himpunan Komunitas Peradilan Semu Indonesia (HKPSI). Tepatnya pada tanggal 9 Maret 2010 di Universitas Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat. Semua terjadi begitu saja, tanpa dapat kita bayangkan sebelumnya. Bahkan aku yakin, diantara kita tidak ada yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi saat itu. Namun sekarang semuanya sudah berjalan, kita bersatu bagaikan sebuah keluarga yang Heterogen dalam HKPSI.
Sekarang kawan-kawan, sudah setahun berlalu. Aku tak bisa mengatakan bahwa setahun kita tidak merasakan apa-apa. Walaupun harus kita aku bahwa kita semua terpisah oleh jarak, tapi aku yakin, sejak saat itu kita telah terikat dalam sebuah rasa yang sama. Kita memulainya setahun lain saudara ku, dan kemarin itu, kita merayakan kebersamaan kita melewati perjalanan bola dunia ini. Tak terasa kita sudah setahun saling mengenal, saling mendukung dan saling bertukar fikiran.
Ku rasa, itulah Hakikat dan tujuan kita melahirkan HKPSI yang kita cintai ini. Agar kita bisa saling belajar, tetapi bukan seperti guru dengan muridnya, tetapi sebagai seorang saudara jauh yang saling merindukan. Dan kita telah mencapainya, selamat buat kita semua.
Satu bulan yang lalu, kita telah melaksanakan kembali Munas itu. Kita kembali bertemu, bahkan kita mendapatkan anggota keluarga baru. Saya bahagia, dan tentunya kalian juga merasa demikian. Kita kembali menyumbangkan ide-ide cemerlang kita untuk membangun Rumah HKPSI kita ini. Walau kita akui sering terjadi perdebatan di antara kita, tapi aku yakin itu hanyalah luapan semangat kita untuk mempersembahkan yang terbaik buat HKPSI.
Sekarang kawan, kita tidak bisa memungkiri dan menghentikan deru laju waktu. Dan kita pun tidak bisa seolah-olah berdiam diri, untuk berpaling begitu saja dari lintasan waktu. Masa kita akan segera berlalu, dan daun-daun muda telah menunjukkan tunas-tunas baru. Tongkat estafet ini akan segera berpindah tangan kepada generasi sesudah kita. Tapi ingat kawan, kita tidak benar-benar lepas dan berpisah dari rumah yang kita bangun satu tahun silam itu.  Namun juga kita tidak bisa egois dan menguasai rumah itu seakan-akan menolak untuk mewariskannya.
Semuanya kawan ada waktunya. Waktu kita sudah tiba, dan kita telah memberikan yang terbaik. Sekarang kita cukup berdiri di ujung jalan. Mengawasi penerus kita menjaga dan merawat rumah HKPSI. Baiklah ku rasa kita telah ikhlas.
Ku ingat kemarin, bagaimana kita menangis bersama sambil berpelukan dan berpegang tangan. Tapi ingat, kita tidak sedih dan tidak sedang kalah. Justru kita bahagia, kita telah menang. Rumah HKPSI kita telah berdiri dan semakin besar siap menantang zaman. Walau saat perpisahan kemarin untaian kata selamat tinggal dan selamat jalan telah terucap, ku harap kita tetap satu keluarga dalam rumah HKPSI. Dan air mata yang menetes itu,  biarlah menjadi tanda persaudaraan kita yang senantiasa akan hidup abadi dalam sejarah perjalanan rumah HKPSI kita.

Oleh : Agustin Lamasi Hasoloan Hutabarat (Universitas Negeri Semarang)

NB: Tulisan ini sebelumnya sudah pernah dipost disini

3 komentar:

blognya keren, tinggal diperindah dikit lagi dan artikelnya ditambah. Dan headernya dibuat yang menarik aja.

Untuk para Penggelola saya ucapkan banyak terimakasih atas ke IKLASANnya meluangkan waktu untuk menggurusi blog ini. Semoga penggorbanan rekan - rekan tidak sia - sia, Tetap Semangat.

@Bung Agusthutabara
Terimakasi atas sarannya.

@Bung Aris Budyawan
Amin

Posting Komentar